Kementerian Haji dan Umrah Indonesia, Garda Terdepan Pelayanan Jamaah ke Tanah Suci

Pembentukan Kementerian Baru yaitu Kementerian Haji dan Umrah oleh Presiden Indonesia yang ke-8 sebagai Garda terdepan dalam melayani Jamaah Indonesia dalam pelaksanaan Ibadah Haji dan Umrah.

HAJI

9/24/2025

Jakarta – Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah jamaah haji terbesar di dunia. Setiap tahun, ratusan ribu warga Tanah Air berangkat ke Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji maupun umrah. Mengingat besarnya jumlah jamaah, kehadiran Kementerian Haji dan Umrah Indonesia menjadi kunci utama dalam memastikan seluruh proses penyelenggaraan berjalan aman, tertib, dan lancar.

Kementerian ini bertanggung jawab dalam mengatur kuota jamaah, melakukan pembinaan, memastikan kerja sama dengan Kerajaan Arab Saudi, hingga memberikan perlindungan penuh bagi jamaah selama berada di Tanah Suci.

Tugas dan Fungsi Utama Kementerian Haji dan Umrah Republik Indonesia

Beberapa tugas pokok kementerian ini antara lain:

  1. Pengaturan Kuota dan Pendaftaran Jamaah
    Indonesia tahun 2025 mendapatkan kuota 221.000 jamaah haji dari Pemerintah Arab Saudi, terdiri atas 203.320 jamaah reguler dan 17.680 jamaah khusus. Angka ini menjadikan Indonesia sebagai penerima kuota haji terbesar di dunia.

  2. Pembinaan dan Edukasi Jamaah
    Sebelum keberangkatan, jamaah diberikan bimbingan manasik haji dan umrah. Hal ini penting agar jamaah siap menghadapi perjalanan panjang, baik secara fisik maupun spiritual.

  3. Kerja Sama Internasional
    Kementerian menjalin koordinasi erat dengan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi untuk urusan akomodasi, transportasi, konsumsi, hingga layanan kesehatan. Tahun ini, Saudi bahkan telah mengumumkan jadwal persiapan haji lebih awal, termasuk tahap kontrak layanan dan penyediaan konsumsi bagi jamaah Indonesia.

  4. Perlindungan dan Pengawasan Jamaah
    Keamanan jamaah menjadi prioritas. Meski jumlah jamaah sangat besar, kuota petugas haji nasional tahun 2025 ditetapkan sebanyak 2.210 orang, menurun dari tahun sebelumnya yang sekitar 4.200. Pemerintah sedang mengupayakan tambahan kuota petugas agar layanan di lapangan tetap optimal.

  5. Inovasi Digitalisasi Layanan
    Untuk mempermudah jamaah, kementerian mengembangkan sistem informasi berbasis aplikasi. Jamaah dapat memantau proses pendaftaran, pelunasan biaya, hingga jadwal keberangkatan secara online.

Tantangan di Lapangan

Kementerian Haji dan Umrah juga harus menghadapi tantangan serius terkait pelayanan di Arab Saudi. Setiap tahun, persoalan klasik seperti keterbatasan transportasi, kepadatan pemondokan, antrian konsumsi, dan layanan kesehatan selalu muncul, terutama di masa puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.

Digitalisasi layanan memang telah menjadi langkah maju. Jamaah kini bisa mengakses aplikasi untuk pendaftaran, pelunasan, hingga informasi keberangkatan. Namun, tantangan lain muncul dari tingkat literasi digital jamaah yang mayoritas berusia lanjut. Tidak sedikit yang masih membutuhkan pendampingan ekstra untuk mengakses layanan berbasis teknologi.

Upaya Pemerintah dalam Peningkatan Pelayanan Jamaah Haji dan Umrah

Menteri Agama KH. Nasaruddin Umar menegaskan pemerintah terus melakukan negosiasi dengan Arab Saudi agar layanan jamaah Indonesia dapat ditingkatkan. Beberapa di antaranya terkait penambahan kuota petugas, perbaikan sistem transportasi, dan peningkatan fasilitas kesehatan.

Meski demikian, masyarakat berharap adanya transparansi, kecepatan layanan, serta pemerataan kesempatan berangkat haji. Pengurangan antrian dan penyesuaian biaya haji menjadi dua isu yang paling banyak disuarakan.

Kementerian Haji dan Umrah dituntut tidak hanya berperan sebagai pengelola teknis, tetapi juga sebagai pengayom yang memastikan perjalanan spiritual umat Islam Indonesia berlangsung khidmat dan bermartabat.